Lexus GS 350 Seberingas Wajahnya
Judge a book by its cover tetap relevan.
Saat melihat GS Series 2013 di Lexus Gallery, Menteng,
Jakarta, yang paling menarik perhatian adalah tampilannya yang jauh berbeda
dibanding generasi ketiga. Penyandang Import Car of the Year dari Motor Trend
pada 1998 tersebut masuk fase baru merujuk pada konsep Lexus LF-Gh. Sepertinya
Lexus ingin memaknai kemapanan dan kesuksesan pemilik GS Series dengan cara
berbeda, yang biasanya tampil elegan dan cenderung jaim (jaga image). Lexus menanamkan elemen agresivitas ke dalam kemewahan
dan keanggunan sebuah kendaraan premium.
Ini paling terekspresikan dari fascia depan dengan gril
“spindle”-nya yang lumayan bengis seperti ingin membuat bertekuk-lutut yang ada
di hadapannya. Kendati begitu, keanggunannya masih terasa kuat terutama dengan treatment pada lampu LED dan bagian
buritan yang menawan. Suka atau tidak, GS Series memang mengalami pembaruan style atau mungkin lebih pas kalau
dikatakan perombakan radikal. Meskipun perubahan GS Series masih terbilang
moderat jika dibandingkan dengan konsep Lexus LF-Gh.
Terus-terang, tampilan GS Series 2013 yang seperti itu
membakar rasa penasaran saya. Sebatas make
up atau memang performa dan pengendaraannya juga mewarisi desain eksterior
yang intimidatif tersebut? Terlebih Lexus GS Chief Engineer Yoshiko Kanamori, pernah
mengatakan, agar bisa bersaing dengan BMW 5-series, Mercedes-Benz E-Class, dan
Audi A6; salah satu caranya adalah dengan menawarkan mobil baru yang secara
emosional memberikan driving experience
yang mengesankan.
Ahai…Gayung bersambut. Datang kesempatan untuk menjajal Lexus GS 350, salah satu GS Series 2013
yang masuk pasar Indonesia Maret lalu. Tak ingin membuang waktu, tangan ini segera menarik handle pintu dan masuk ke dalam mobil. Suasana
interior GS 350 layaknya mini lounge dengan sofa banyak “gelembung” berlapis
kulit. Nuansa craftsmanship sangat kental
terlihat pada color stitching, yang
menggabungkan lembar demi lembar kulit pada dashboard yang serba baru, konsol, dan
trim serta dibubuhi kayu lebih mewah plus plastik yang soft-touch. Cluster meter GS 350 didesain ulang dengan menggunakan TFT
display berukuran 3,5 inci. Demi kepraktisan mobil ini juga dilengkapi remote-touch controller pada konsol (di sebelah kiri tuas transmisi) untuk
pengoperasian fungsi navigasi, audio, HVAC, dan Enform 2.0 (untuk koneksi ke smartphone)
yang ter-display di layar multi-informasi besar berukuran 12,3 inci. Tapi,
menurut kami, remote-touch controller
yang fungsinya seperti mouse pada
komputer atau laptop itu terlalu sensitif. Sementara di kompartemen belakang
yang royal dengan headroom dan legroom, tersedia back seat experience control untuk kenyamanan pengaturan dari kursi
penumpang.
Setelah menelisik tiap bagian interior dan menghempaskan
tubuh di balik kemudi, dengan mudah saya mendapat posisi duduk yang enak serta
ergonomis. Berkat fasilitas front seat
adjuster – 18 way dan electric tilt
& telescopic. Visibilitas ke depan luas. Sayang, visibilitas ke
belakang tidak begitu bagus. Tapi, saya tak terlalu khawatir lantaran ada backup
kamera sebagai standar. Lantas saya tekan tombol star/stop, terdengar sayup
suara mesin 42 dB. Lagu Killing Me Softly
yang dilantunkan Susan Wong tidak terinterupsi. Vokal Susan dan tiap instrumen
musik mengalir jernih dan detail dari sistem audio Mark Levinson 17 speaker.
Lantas saya pindahkan tuas transmisi ke posisi drive dengan mode pengendaraan normal,
bergerak ke arah tol Jagorawi. Hemmm…di sepanjang jalan suspensi front double wishbone dan rear multilink yang diperbarui bekerja nyaris
seperti yang diinginkan. Getaran dan kejutan dari permukaan jalan tidak rata hampir
betul-betul diredam, tidak dipantulkan. Tapi, karakter suspensi Toyota-nya
masih sedikit terasa.
Bosan dengan mode pengendaraan normal, saya putar kenop di
samping kiri di konsol tengah ke posisi Sport dan terjadi perubahan warna pada
bagian mesin yang muncul di layar monitor, dari biru menjadi merah. Ini
menandakan setting mesin berubah agar bisa mengikuti keinginan si pengemudi
untuk lebih memacu kendaraan. Okay…tenaga yang dialirkan dari ujung sepatu
lewat pedal gas mendapat respon lebih.
Pada RPM tengah sampai tinggi, raungan mesin masuk ke dalam
kabin. Semula saya ragu ini sebagai kesalahan Lexus. Ternyata bukan
“kelalaian”, engineer Lexus sengaja memasukkan suara mesin ke kabin melalui intake sound creator, untuk menambah fun bermain-main dengan GS 350. Sayang, kinerja
mesin 2GR-FSE kapasitas 3,5-liter berdaya 312-hp ini, belum betul-betul
menyiratkan karakter garang yang ada pada fascia depannya.
Namun, GS 350 masih mempunyai kesempatan untuk membuktikan
“klaimnya”, bisa memberikan driving
experience yang menyenangkan. Saya putar tombol select ke kanan ke posisi Sport Plus. Warna yang berubah pada
gambar mobil di monitor bukan hanya bagian mesin, kaki-kakinya pun berganti
rupa. Dan wow…respon mesin jauh lebih
responsif dan suspensi bertambah rigid, kendaraan terasa makin stable. Perpindahan gigi enam-kecepatan
GS 350 makin cepat dan halus. Tapi,
masih di bawah gearbox tujuh dan
delapan-kecepatan. Tidak heran jika mobil ini mampu melaju dari diam sampai 100
km/jam dalam 7,1 detik. Sedangkan dari statis hingga 400 meter GS 350
mencapainya dalam 16 detik pada kecepatan 135 km/jam.
Kesenangan berkendara dengan GS 350 makin meningkat dengan steering yang relatif komunikatif, mobil
selalu membebek ke arah yang saya inginkan. Tidak enggan bermanuver dan berpacu
di sela-sela kendaraan lain. Hampir sebanding dengan karakter agresif pada
tampilan eksteriornya. Semua itu, mungkin, menandakan bahwa GS 350 bukan untuk
kakek Anda.
Lexus GS Series
HARGA Rp 1,08 M OFR-Jakarta
MESIN 2GR-FSE V6 3.456cc 24-valve DOHC
with Dual VVT- I
Transmisi 6-kecepatan AT
Tenaga Maksimal 312-hp
Torsi Maksimal 382Nm
Dimensi (PxLxT) 4.850
x 1.840 x 1.455mm
Wheelbase 2.849 mm
Ground Clearance 145mm
Bobot standar 1.740kg
0-100 km/jam 7,1
detik
0-400 meter 16
detik @ 135 km/jam
Kebisingan 42dB (idle); 54,9 dB
(40km/jam); 57,5dB (60 km/jam); 65dB (80 km/jam); 66dB (100 km/jam)
Safety ABS, Adaptive
Variable Suspension, Anti-theft
system, SRS Airbag
(Standard + Rear Side), Vehicle
Dynamic Management - VDIM Alpha, Vehicle
Stability Control (VSC)
No Comment to " Lexus GS 350 Seberingas Wajahnya "